ANGKASA PURA II INDONESIA'S AIRPORT COMPANY
Posted by : Dwi Rahmad Selasa, 25 Agustus 2015


Bicara cuaca untuk dunia penerbangan bukan lah barang baru. Cuaca adalah salah satu faktor yang paling utama. Jika kita tahu cuaca akan buruk sebelum take off, tentu menyeramkan bahkan bisa menjadi mulas alias momok.

Sudah banyak sekali terjadi kecelakaan penerbangan karena faktor cuaca yang buruk. Dalam dunia penerbangan, cuaca buruk adalah kondisi cuaca yang dikhawatirkan dapat mengganggu proses pengoperasian pesawat terbang pada saat lepas landas, maupun saat landing di bandara tujuan.

Di sinilah informasi yang utuh tentang kondisi cuaca menjadi kebutuhan penting dalam dunia penerbangan. Dengan adanya informasi ini, penerbangan menjadi lebih nyaman, efisien, dan tentu saja aman.

Apa saja unsur cuaca yang menjadi perhatian penting terkait kebutuhan bagi keselamatan dan kenyamanan penerbangan?

Unsur cuaca dimaksud itu meliputi prediksi arah angin, kecepatan angin, awan rendah dan kabut, tinggi dan ketebalan awan, visibilitas atau jarak pandang, turbulensi udara dan pengendapan es pada badan pesawat.

Data analisa cuaca itu meliputi kawasan atau landasan take off, pada lintasan atau rute penerbangan dan kondisi bandara yang akan dipakai untuk pendaratan. Dengan demikian pengamatan cuaca bagi kepentingan penerbangan harus bersifat menyeluruh atau paripurna.

Kondisi cuaca bisa dikategorikan dalam beberapa situasi. Ada kategori cuaca yang baik (Clear weather) hingga kategori cuaca sangat buruk (bad weather). Berbagai kondisi itu akan sangat menentukan bagi proses penerbangan, apakah penerbangan di lanjutkan, ditunda atau dibatalkan sama sekali?

Ketika hujan yang sangat deras, ini bisa mengganggu visibility(jarak pandang) dan menyebabkan landasan pacu tergenang air sehingga berbahaya bagi proses take off maupun landing, ini bisa dikategorikan dalam cuaca yang buruk. Kondisi angin juga sangat penting untuk diwaspadai.

Menurut S. Budiardjo, Kepala bagian BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Bandara Soekarno-Hatta, kondisi angin yang ideal bagi proses pendaratan pesawat misalnya, jika kondisi pesawat menyongsong arah angin(up wind). Jika arah angin dari samping atau sisi badan pesawat(cross wind), kondisi ini bisa mengganggu stabilitas pesawat yang akan mendarat.

Beberapa kondisi cuaca yang harus diwaspadai pada proses penerbangan antara lain adalah sebagai berikut:

Puting Beliung merupakan angin kencang dengan kecepatan 65 – 180 km/jam dan berlangsung sekitar 5 – 20 menit.

Hujan Es. Hujan dalam bentuk padat (es) yang jatuh hingga ke permukaan tanah (hail), biasanya dihasilkan oleh awan Cumulonimbus (CB) aktif.

Badai Tropis, adalah pusaran angin raksasa yang tumbuh di atas laut yang panas. Pusat tekanan rata-rata 950 mb, kecepatan angin lebih besar dari 118 km/jam.

Cuaca Ekstrim, adalah kondisi cuaca yang ditengarai dengan kecepatan angin lebih dari 45 km/jam, suhu udara kurang dari 35 derajat celcius dan kurang dari 17 derajat celcius, serta kelembaban udara kurang dari 40%.

Cuaca dapat juga diartikan sebagai gambaran kondisi fisik udara/lingkungan sesaat, baik dalam kondisi basah (hujan) dan atau kering yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, tekanan udara dan angin merupakan unsur cuaca utama yang dapat diukur dengan menggunakan alat meteorologi.

Suhu udara di ukur dengan thermometer, curah hujan dengan Penakar Hujan, kelembaban udara dengan Thermohygrograph, tekanan udara dengan Barometer, serta arah dan kecepatan angin dengan Anemometer.

Prediksi Kondisi Cuaca

Kondisi cuaca pada suatu tempat dan waktu dapat direfleksikan oleh nilai-nilai unsur cuaca. Sebagai fenomena alam, cuaca sulit atau bahkan tidak dapat dihindari. Manusia hanya dapat menyesuaikan aktivitasnya dengan kondisi cuaca tertentu dan memprediksinya.

Jika dua massa udara yang konvergen horizontal mempunyai suhu dan massa jenis berbeda bertemu, maka massa udara yang lebih panas akan dipaksa naik di atas massa udara dingin. Pada bidang batas antara kedua massa udara ini terjadi kondensasi, dan akhirnya tumbuh awan dan hujan. Pertumbuhan awan ini cenderung mendatar. Hujan yang terjadi biasanya tidak lebat, namun berlangsung lama.

Akibat pemanasan radiasi matahari, udara permukaan akan memuai dan bergerak naik, lantas mengembun. Gerakan vertikal udara lembab yang mengalami pendinginan dengan cepat akan akan menghasilkan awan dan hujan deras. Pertumbuhan awan ini cenderung vertikal. Hujan yang terjadi biasanya lebat namun tidak lama.

Bila gerakan udara melalui pegunungan atau bukit yang tinggi, maka udara akan dipaksa naik. Setelah terjadi kondensasi, tumbuhlah awan dan hujan dibagian atas angin (windward side). Sebaliknya pada lereng di bagian bawah angin, udara yang turun akan mengalami pemanasan dengan sifat kering, dan daerah ini lazim disebut daerah bayangan hujan.

S. Budiardjo menambahkan lagi, beberapa kondisi yang disebut tidak aman bagi penerbangan misalnya, angin dari samping lebih dari 12 knot, bisa dikategorikan kurang aman apalagi lebih dari itu. Kemudian kalau dari sisi visibilitas, biasanya jarak pandang kurang dari 400 meter, pesawat tidak bisa landing maupun take off, jadi harus menunggu jarak pandang dari itu menjadi lebih baik.

Dalam seminar cuaca yang digelar BMG (Badan Meteorologi Geofisika) belum lama ini terungkap, radar cuaca yang dimiliki BMG saat ini masih minim yakni hanya 19 radar, seharusnya atau idealnya BMG memiliki sebanyak 30 unit, maka beberapa praktisi penerbangan rada ragu terhadap BMG.

Dalam seminar itu, juga hadir Presiden FPI (Federasi Pilot Indonesia) Capt. Manotar Napitupulu serta Sekjen FPI, Capt Hasfrinsah yang sekaligus sebagai nara sumber. Dipaparkan oleh FPI tentang keakuratan laporan cuaca sangat lah diperlukan dalam satu misi keselamatan penerbangan.

FPI juga mengevaluasi kendala tentang cuaca dari report para penerbang. Tercatat, di Indonesia Bagian Timur, khususnya di pedalaman Papua dan sekitarnya, dikatakan oleh Manotar yang juga Inspektor DKUPPU menegaskan faktor cuaca di sana sangat dominan.

Oleh karena itu, hasil pertmuan itu diharapkan BMKG agar lebih akurat dalam memprediksi cuaca, karena, ini sangat diperlukan untuk keselamatan penerbangan.
(andi)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

acehplanet
animasi-bergerak-pesawat-terbang-0010

Total Tayangan Halaman

Facebook

Twitter

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

- Copyright © Penerbangan - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -